Kenapa Menstruasi Terasa Berat? Ini Beberapa Penyebab yang Perlu Kamu Perhatikan

Kenapa Menstruasi Terasa Berat?

Pict: Freepik

Rasa sakit atau nyeri saat menstruasi bukan hanya hal biasa yang dialami oleh banyak perempuan, melainkan bisa jadi tanda adanya kondisi medis serius seperti Endometriosis[1][2]. Menurut penelitian, sekitar 1 dari 10 perempuan usia reproduksif mengalami endometriosis, yang menyebabkan nyeri menstruasi yang sangat hebat dan mengganggu aktivitas sehari-hari[4].

 

Kondisi ini seringkali terlambat terdiagnosis karena gejalanya mirip dengan sakit menstruasi biasa. Oleh karena itu, penting untuk mengenali penyebab dan gejala Endometriosis agar penanganan dapat dilakukan lebih dini dan tepat.

Penyebab Sakit Saat Menstruasi

Rasa sakit atau nyeri saat menstruasi atau dismenore bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kontraksi rahim yang berlebihan hingga kondisi medis seperti endometriosis. Pada menstruasi normal, rahim berkontraksi untuk meluruhkan lapisan endometrium, sehingga menimbulkan rasa nyeri ringan hingga sedang. Namun, pada kondisi medis tertentu misalnya Endometriosis, jaringan endometrium tumbuh di luar rahim dan menyebabkan peradangan serta nyeri hebat yang tidak biasa[3][4]. Faktor hormonal, genetik, dan gangguan imun juga diduga berperan dalam menyebabkan sakit menstruasi yang parah.

Apa itu Endometriosis

Endometriosis adalah suatu kondisi di mana bagian-bagian jaringan yang biasanya melapisi bagian dalam rahim, yang dikenal sebagai endometrium, ditemukan di bagian luar organ terdekat seperti ovarium dan usus di daerah panggul.

Selama siklus bulanan wanita, hormon estrogen secara alami merangsang penebalan endometrium yang dilepaskan selama menstruasi jika Anda tidak hamil. Pada endometriosis, bagian jaringan endometrium yang tersasar di daerah panggul, dikenal sebagai lesi endometriotik, juga merespons estrogen, yang dapat menyebabkan nyeri serta peradangan.

Gejala Endometriosis

Gejala endometriosis bisa bermacam-macam. Beberapa wanita menderita nyeri parah, sementara yang lain mungkin tidak mengalami gejala sama sekali. Selain itu, penderita bisa mengalami nyeri saat berhubungan seksual, nyeri saat buang air kecil atau besar, serta kelelahan berlebihan[1].  Endometriosis dapat dikaitkan dengan ketidaksuburan. Wanita tanpa gejala endometriosis yang memiliki masalah untuk hamil terkadang baru mengetahui bahwa mereka menderita endometriosis setelah mengunjungi dokter spesialis fertilitas[5].

Penanganan Endometriosis

Penanganan endometriosis bertujuan mengurangi nyeri dan mencegah kerusakan organ reproduksi. Terapi umum yang digunakan untuk menangani endometriosis mencakup pemberian obat hormonal seperti progestin, salah satunya Dienogest. Dienogest merupakan hormon sintetis yang efektif dalam meredakan nyeri serta menghambat pertumbuhan jaringan endometriosis. Studi klinis menunjukkan bahwa penggunaan jangka panjang Dienogest memberikan peredaan nyeri yang efektif dan tahan lama dan berkelanjutan bagi penderita endometriosis[6].  Terapi jangka panjang adalah upaya untuk mencegah progresivitas penyakit dan mencegah terjadinya nyeri panggul kronik.   

 

Sakit menstruasi yang berlebihan bukanlah sesuatu yang harus dianggap sepele. Melakukan upaya deteksi dini dan intervensi dini pada kasus gejala endometriosis  dapat mencegah komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup perempuan. Dengan pemahaman yang tepat dan penanganan yang sesuai, penderita endometriosis dapat menjalani kehidupan yang lebih nyaman dan produktif. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalami nyeri menstruasi yang tidak biasa, karena diagnosis dan kepatuhan pengobatan  adalah kunci utama.

 

Sumber:

  1. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/endometriosis/symptoms-causes/syc-20354656 Diakses pada 8 Juli 2025

  2. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10857-endometriosis Diakses pada 8 Juli 2025

  3. https://www.alodokter.com/endometriosis Diakses pada 8 Juli 2025

  4. https://www.gleneagles.com.sg/id/conditions-diseases/endometriosis/symptoms-causes Diakses pada 8 Juli 2025

  5. Ozkan S, Murk W, Arici A. Endometriosis and infertility: epidemiology and evidencebased treatments. Ann Acad NY Acad Sci 2008: 1127: 92-100 - https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18443335/

  6. A Maiorana et al. Arch gynecol obstet. 2024; 309(2):589-597 - https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/38019280/